Selasa, 13 November 2012

TUGAS KELOMPOK RAINBOW CAKE

Unsur-unsur pendidikan
Analisis hubungan pendidik dan materi/isi pendidikan di SD, SMP, SMA dan PERGURUAN TINGGI

Pendidik diartikan sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran perserta didik. Pendidik mempunyai peran penting dalam mendidik peserta didiknya dan pendidik harus mempunyai sifat wibawa, bijaksana, bertanggung jawab, dan mempunya kasih sayang.
Materi/isi pendidikan dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini bersifat nasioanal yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa.

Hubungan pendidik dan materi pendidikan di tingkat sekolah dasar
Pendidik di sekolah dasar biasanya disebut dengan guru. Guru inilah yang akan mengajarkan peserta didik.
Materi pendidikan atau isi pendidikan di sekolah dasar ini masih mempelajari yang dasar-dasar, seperti menghitung, membaca, menulis dan keterampilan dasar lainnya. Karena di bangku sekolah dasar inilah landasan untuk materi pembelajaran selanjutnya agar mereka tidak kesulitan dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Materi pendidikan tingkat SD memuat 8 mata pelajaran yaitu agama, bahasa indonesia, ppkn, matematika, ips terpadu, ipa terpadu, olahraga ditambah dengan muatan lokal dan pengembangan diri. Pendidik masih harus memberikan nasehat kepada peserta didik dan memberi tahu mana yang baik dan mana yang buruk karena mereka masih membutuhkan perhatian dari guru.

Hubungan pendidik dan meteri pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Di tingkat SMP ini pendidik masih disebut juga dengan guru. Namun, materi pendidikannya berbeda dengan materi pendidikan tingkat sekolah dasar. Materi pendidikan di SMP substansi pembelajaran dalam satu jenjang selama 3 tahun. Materi pendidikan SMP memuat 10 mata pelajaran yaitu agama, pkn, matematika, bahasa indonesia, bahasa inggris, ips, ipa, seni budaya, olahraga dan tik ditambah mulok dan pengembangan diri. Ditingkat ini guru masih memberikan nasehat kepada peserta didiknya karena mereka akan menuju keremajaan dan mereka harus di jauhkan dari pergaulan yang tidak baik.

Hubungan pendidik dan materi pendidikan di tingkat Sekolah Menegah Atas (SMA)
Tingkat SMA pendidik ( guru ) masih berperan penting dalam proses pengajaran karena mereka para peserta didik masih harus mendapatkan ilmu dari gurunya. Materi pendidikan tingkat SMA terdiri dari 16 mata pelajaran. Namun, pada pembagian jurusan masing-masing mata pelajaran akan terpisahkan karena jurusan IPA berbeda dengan IPS ditambah dengan mulok dan pengembangan diri. Masing-masing terdiri dari 13 mata pelajaran baik jurusan IPA, IPS, BAHASA ataupun AGAMA.

Hubungan pendidik dan materi pendidikan di tingkat Perguruan Tinggi
Pendidik di perguruan tinggi inilah yang berbeda dari pendidik SD, SMP, dan SMA karena pendidik perguruan tinggi disebut dengan dosen dan peserta didik yaitu mahasiswa. Disini dosen tidak lagi mengajarkan mahasiswa seperti bagaimana guru di waktu SMA mengajar, di perguruan tinggi dosen hanya memberikan penjelasan bukan mengajarkan sesuatu. Materi pendidikan perguruan tinggi ini lebih cenderung kepada persiapan diri menghadapi lika-liku kehidupan. Di perguruan tinggi ini materi pendidikannya lebih kepada pendalaman materi-materi yang sudah di pelajari sebelumnya.

Nama Kelompok :
1. Arif Rachman
2. Asti Mutiara
3. Claudia Carawella Bianca
4. Nesha Yulita
5. Ranti Puspa Sari

tugas 4


oleh CLaudiia Carawella Bianca pada 3 Oktober 2012 pukul 11:58 ·
Tugas 4.

Bagai mana menurut anda, dalam masalah tawuran anak SMA dijakarta. Siapakah yang bersalah? Apakah siswanya? Pengajar? Atau oknum lain?

. Jawab: kalau menurut saya, oknum yg bersalah disini adalah pihak sekolah, mereka seharusnya menindak tegas akan ada.nya tawuran tersebut, setiap siswa yg ketahuan membawa alat2 tawuran harus ditindak tegas. Kalau perlu dikeluarkan, mereka akan lebih takut kalau diterapkan hal seperti itu, para siswa harusnya di berikan pengarahan dalam beragama, agar merek alebih mengingat tuhan dan orang tua mereka.

pendidikan sampai akhir hayat


oleh CLaudiia Carawella Bianca pada 18 September 2012 pukul 16:41 ·
A. Belajar Sepanjang Hayat
Pendidikan merupakan suatu upaya sadar manusia untuk mendewasakan anak. Secara umum Pendidikan merupakan suatu proses berkelanjutan yang mengandungi unsur-unsur pengajaran, latihan, bimbingan dan pimpinan dengan tumpuan khas kepada pemindahan berbagai ilmu, nilai agama dan budaya serta kemahiran yang berguna untuk diaplikasikan oleh individu (pengajar atau pendidik) kepada individu yang memerlukan pendidikan
Beberapa pendapat pakar tentang pendidikan :
1. Crow and crow mengartikan pendidikan sebagai proses dimana penaglama atau informasi diperoleh sebagai hasil dari proses belajar.
2. John Dewey ( Pandangan pakar pendidikan dari Amerika) berpandangan bahwa pendidikan ialah satu proses membentuk kecenderungan asas yang berupa akaliah dan perasaan terhadap alam dan manusia
3. Prof. Horne (tokoh pendidik di Amerika), berpendapat bahwa pendidikan merupakan proses abadi bagi menyesuaikan perkembangan diri manusia yang merangkumi aspek jasmani, alam, akliah, kebebasan dan perasaan manusia terhadap Tuhan sebagaimana yang ternyata dalam akliah, perasaan dan kemahuan manusia.
4. Herbert Spencer, (ahli falsafah Inggeris (820-903 M)), mengatakan bahwa pendidikan ialah mempersiapkan manusia supaya dapat hidup dengan ke hidupan yang sempurna.
Pada hakikatnya pendidikan diperoleh melalui proses yang terdapat didalam suatu masyarakat dan individu didalamnya. Sehingga pendidikan itu tidak hanya berupa pendidikan formal yang diperoleh di lembaga pendidikan saja tetapi lebih bersifat menyeluruh yaitu adanya pendidikan informal dan non formal yang sebenarnya membantu tercapainya kesuksesan pembentukan kedewasaan anak. Semua ini karena pada dasarnya pendidikan formal informal, dan non formal merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan sehingga terdapat kersinambungan yang tidak bisa terpisahkan dalam kaitannya untuk menciptakan manusia yang sempurna dalam hal penguasaan iptek dan pengoptimalan potensi.
Hakikat belajar sepanjang hayat adalah belajar seumur hidup atau yang lebih dikenal denagan istilah life long education dan life long learning, bukan mendapat pendidikan seumur hidup. Dalam GBHN termaktub: “pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan ialah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah”. Ini berarti bahwa setiap insan di Indonesia dituntut untuk selalu berkembang sepanjang hidupnya. Oleh karean itu, masyarakat dan pemerintah harus menciptakan suasana atau iklim belajar yang baik, sebab pendidikan formal bukanlah satu-satunya tempat untuk belajar.
Pendidikan seumur hidup disebabkan oleh munculnya kebutuhan belajar dan kebutuhan pendidikan yang terus tumbuh dan berkembang selama alur kehidupan manusia, dalam arti belajar tidak ada putus-putusnya. Melalui proses belajar sepanjang hayat inilah, manusia mampu meningkatkan kualitas kehidupannya secara terus menerus, mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi serta perkembangan masyarakat yang diakibatkannya, dan budaya untuk menghadapi tantangan masa depan serta mau dan mampu mengubah tantangan menjadi peluang.
Ciri-ciri manusia yang menjadi pelajar sepanjang hayat (Cropley 1977:49):
1. Sadar bahwa dirinya harus belajar sepanjang hayat
2. Memiliki pandangan bahwa belajar hal-hal yang baru merupakan cara logis untuk mengatasi masalah
3. Bersemangat tinggi untuk belajar pada semua level
4. Menyambut baik perubahan
5. Percaya bahwa tantangan sepanjang hidup adalah peluang untuk belajar hal baru.
• Urgensi pendidikan sepanjang hayat (Drs. H, Rfuad. Ihsan 1996:44-45):
1. Aspek ekonomis, pendidikan merupakan cara yang paling efektif untuk dapat keluar dari “Lingkungan Setan Kemelaratan” akibat kebodohan. pendidikan seumur hidup akan memberi peluang bagi seseorang untuk meningkatkan produktivitas, memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya, hidup di lingkungan yang menyenangkan-sehat, dan memiliki motivasi dalam mendidik anak-anak secara tepat sehingga pendidikan keluarga menjadi penting.
2. Aspek sosiologis, di negara berkembang banyak orangtua yang kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anaknya, ada yang putus sekolah bahkan ada yang tidak sekolah sama sekali. pendidikan seumur hidup bagi orang tua merupakan problem solving terhadap fenomena tersebut. Aspek politis, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada seluruh rakyat untuk memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR, dan lembaga-lembaga negara lainnya. Tugas pendidikan seumur hidup menjadikan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak-hak pada negara demokrasi.
3. Aspek teknologis, pendidikan seumur hidup sebagai alternatif bagi para sarjana, teknisi dan pemimpin di negara berkembang untuk memperbaharui pengetahuan dan keterampilan seperti dilakukan negara-negara maju. Aspek psikologis dan pedagogis, sejalan dengan makin luas, dalam dan kompleknya ilmu pengetahuan, tidak mungkin lagi dapat diajarkan seluruhnya di sekolah. Tugas pendidikan sekolah hanya mengajarkan kepada peserta didik tentang metode belajar, menanamkan motivasi yang kuat untuk terus-menerus belajar sepanjang hidup, memberikan keterampilan secara cepat dan mengembangkan daya adaptasi. Untuk menerapkan pendidikan seumur hidup perlu diciptakan suasana yang kondusif.
B. Mewujudkan Masyarakat Belajar
Secara fisiologis manusia adalah makhluk sosial dan makhluk pembelajar. Ini berarti bahwa setiap manusia perlu pendidikan dan perlu belajar sepanjang kehidupannya. Sebagai bagian dari tujuan pembangunan manusia seutuhnya. Pendidikan merupakan hak kemanusiaan setiap warga negara dan harus dipenuhi oleh negara tersebut. Hal ini seperti yang tertuang dalam UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi “Negara berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Seperti juga yang tertuang dalam amanat Undang-Undang No. 2 tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional, penyelenggaraan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan pada masyarakat mutlak diperlukan dalam rangka mewujudkan pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan pada masyarakat dapat meningkatkan kecakapan hidup, keterampilan hidup, sikap wirausaha dan kompetensi yang dimiliki oleh manusia.
Pendidikan pada masyarakat juga memiliki beberapa karakteristik antara lain :
1. Tujuan pendidikan masyarakat adalah memenuhi kebutuhan belajar yang fungsional bagi kehidupan sehari-hari.
2. Hasil belajar dapat diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari.
3. Lamanya penyelengaraan program relatif singkat tergantung pada kebutuhan warga belajar untuk meningkatkan mutu dan taraf hidupnya.
4. Waktu kegiatan disesuaikan dengan kesempatan yang dimiliki warga belajar.
5. Kurikulum bervariasi dan fleksibel sesuai dengan perbedaan kebutuhan warga belajar dan potensi yang tersedia di masyarakat.
6. Kegiatan pembelajaran berpusat pada warga belajar, dengan lebih menekankan kecakapan dan keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Kegiatan pembelajaran menekankan pada inisiatif dan partisipasi warga belajar, dengan melibatkan masyarakat sekitar.
8. Hubungan antara tutor dan warga belajar bersifat sejajar atas dasar kefungsian, dan
9. Pembinaan program dilakukan secara demokratis antara tutor warga belajar, dan pihak lain yang berpartisipasi.
Adapun untuk mewujudkan masyarakat belajar ada beberapa program yang dapat dilaksanakan antara lain:
Pertama, Program pengembangan keahlian dan peningkatan kualitas pengelola lembaga pendidikan. Program ini dilaksanakan berdasarkan variasi latar belakang pengelola lembaga pendidikan, serta variasi kondisi geografis dan potensi sumber daya alam yang ada di masing-masing daerah.
Kedua, pemberantasan buta aksara. Masalah buta aksara kadang dianggap masalah biasa, padahal masalah ini sangat terkait dengan mutu suatu bangsa di mata Internasional.
Ketiga, sebagai pembentuk generasi baru yang berkarakter dan berdaya saing tinggi. Sebagai wadah dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas, berwawasan, dan berintelektual tinggi.
Keempat, sebagai pewaris budaya dari pembinaan satu tahapan dari generasi satu ke generasi berikutnya.
Program mewujudkan masyarakat belajar perlu kerjasama dari berbagai pihak baik dari masyarakat itu sendiri ataupun dari pemerintah, baik pemerintah daerah ataupun pusat. Dengan adanya kerja sama dari berbagai pihak diharapkan “mewujudkan masyarakat belajar” bukan hal yang tidak mungkin.

C. Upaya Mewujudkan Masyarakat Belajar
Untuk mewujudakan masyarakat belajar, perlu adanya strategi-strategi pendidikan sepanjang hayat. Strategi dalam rangka pendidikan sepanjang hayat itu meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Konsep- Konsep Kunci Pendidikan Sepanjang Hayat
Dalam pendidikan sepanjang hayat dikenal adanya 4 macam konsep kunci, yaitu:
a. Konsep pendidikan sepanjang hayat itu sendiri.
Sebagai suatu konsep, maka pendidikan sepanjang hayat diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan. Hal ini berarti pendidikan akan meliputi seluruh rentangan usia dari usia yang paling muda sampai paling tua, dan adanya basis yang mendasari persekolahan konfensional.
b. Konsep belajar sepanjang hayat
Dalam pendidikan sepanjang hayat berarti pelajar belajar karena respon terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar. Jadi, istilah belajar ini merupakan kegiatan yang dikelola walaupun tanpa organisasi sekolah dan kegiatan ini justru mengarah pada penyelengaraan asas pendidikan sepanjang hayat.
c. Konsep pelajar sepanjang hayat
Belajar sepanjang hayat dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar sepanjang hayat, melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi problema dan terdorong untuk belajar di seluruh tingkat usia dan menerima tantangan dan perubahan sepanjang hayat sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru.
Dalam keadaan demikian perlu adanya sistem pendidikan yang bertujuan membantu perkembangan orang-orang secara sadar dan sistematik merespons untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka sepanjang hayat.
d. Kurikulum yang membantu pendidikan sepanjang hayat
Kurikulum, dalam hubungan ini, didesain atas dasar prinsip pendidikan sepanjang hayat betul-betul telah menghasilkan pelajar sepanjang hayat yang secara berurutan melaksanakan belajar sepanjang hayat. Kurikulum yang demikian, merupakan kurikulum praktis untuk mencapai tujuan pendidikan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan sepanjang hayat.
2) Arah Pendidikan Sepanjang Hayat
Pada umumnya pendidikan sepanjang hayat diarahkan pada orang-orang dewasa dan pada anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan di dalam pendidikan.
a. Pendidikan sepanjang hayat kepada orang dewasa
Sebagai generasi penerus, kaum muda atau dewasa membutuhkan pendidikan sepanjang hayat ini dalam rangka pemenuhan “self interest” yang merupakan tuntutan hidup mereka sepanjang masa. Diantara self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis bagi mereka umumnya dan latihan keterampilan bagi para pekerja, sangat membantu mereka untuk menghadapi situasi dan persoalan-persoalan penting yang merupakan kunci keberhasilan.
b. Pendidikan sepanjang hayat bagi anak
Pendidikan sepanjang hayat bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Program kegiatan disusun mulai dari peningkatan kecakapan baca tulis, keterampilan dasar dan mempertinggi daya pikir anak, sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan datang.

DIMENSI-DIMENSI HAKEKAT MANUSIA


Claudia carawella bianca

1, 1/c

Tugas pengantar pendidikan

Ada 4 macam dimensi yang akan dibahas yaitu:

1) Dimensi Keindividualan

• Lysen mengartikan individu sebagai “orang-seorang”, sesuatu yang merupakan suatu keutuhan yang tidka dapat di bagi-bagi (in clevide)

• Menurut M. J Langeveld (seorang pakar pendidikan yang tersohor di

Negeri Belanda) Bahwa : Setiap anak manusia, manusia dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain, atau menjadi (seperti) dirinya sendiri. Tidak ada diri individu yang identik di muka bumi, bahkan dua anak kembar yang berasal daru satu telur pun yang lazim di katakana seperti pinang dibelah dua, serupa dan sulit dibedakan suatu

dari yang lain, hanya serupa tetapi tidka sama, apalagi identik .

• Dikatakan bahwa setiap individu bersifat unik (tidak ada tara dan bandingnya)

- Secara fisik mungkin

bentuk muka sama tetapi terdapat perbedaan mengenai matanya.

- Secara kerohanian mungkin kapasitas intelegensinya sama, tetapi kecendrungan dan perhatiannya terhadpa sesuatu berbeda.


2) Dimensi Kesosalan

• Setiap bagi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas (M.J Langeveld, 1955) pernyataan tersebut diartikan bahwa setiap anak dikarunia benih kemungkinan untuk bergaul

• Dengan adanya dorongan untuk bergaul, setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya.

• Immanuel Kant seorang filosef tersohor bangsa Jerman menyatakan bahwa Manusia hanya menjadi manuia jika berada di antara manusia.


3) Dimensi Kesusilaan

• Susila berasal dari akta Su dan Sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi. Akan tetapi, di dalam kehidupan bermasyarakat orang tidak cukup hanya berbuat pantas jika did alma yang antas atau sopan itu misalnya terkandung kejahatan terselubung, karena itu maka pengertian Susila berkembang sehingga memiliki perluasan arti menjadi “kebaikan yang lebih”

• Dalam bahasa ilmia sering digunakan dua macam istilah yang mempunyai konotasi berbeda yaitu: etiket (persoalan kepantasan dan kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan).

• Sehubungan dengan hal tersebut ada dua pendapat:

a. Golongan yang menanggap bahwa kesusilaan mencakup kedua-duanya.


b. Golongan yang memandang bahwa etiket perlu dibedakna dari etika, karena masing-masing mengandung kondisi yang tidak selamanya selalu sejalan.


• Prijarkara mengartikan manusia Susila sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai menghayati dan melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam perbuatan.


• Nilai-nilai merupakan sesuatu yang dijunjung tinggi oleh manusia karena mengandung makna kebaikan, keluhuran, kemuliaan dan sebagainya, sehingga dapat diyakini dan dijadikan pedoman dalam hidup.


• Dilihat dari asalnya dari mana nilai-nilai itu diproduk dibedakan atas tiga macam yaitu:


1. Nilai Otonom yang bersifat Individual (kebaikan menurut pendapat seseorang)


2. Nilai Heteronom yang bersifat kolektif (kebaikan menurut kelompok)


3. Nilai Keagamaan yaitu nilai yang berasal dari Tuhan


* Pemahaman dan Pelaksanaan Nilai *


• Dalam kenyataan hidu ada 2 hal yang muncul dari persoalan nilai yaitu: kesadaran dan pemahaman nilai dan kesanggupan melaksanakan nilai.


• Idealnya keduanya harus Sinkron, artinya untuk dapat melakukan apa yang semestinya harus dilakukan, terlebih dahulu orang harus mengetahui, menyadari dan memahami nilai-nilai.


• Implikasi pedagogisnya ialah bahwa pendidikan kesusilaan berarti menanamkan kesadaran dan kesediaan melakukan kewajiban di samping menerima hak dari peserta didi.


4) Dimensi Keberagamaan


• Pada hakikatnya manusia adalah mahluk religius, sejak dahulu kala sebelum manusia mengenal agama mereka telah percaya bahwa di luar alam yang dapat dijangkau dengan perantaraan indranya, diyakini dengan adanya kekuatan supranatural yang menguasai hidup alam semesta ini. Untuk dapat berkomunikasi dan mendekatkan diri kepada kekuatan tersebut diciptakan mitos-mitos.

Fungsi Logika Digital pada Rangkaian Listrik

Rangkaian fungsi logika dapat menggunakan lampu dan beberapa kontak untuk menjelaskan masing-masing fungsi logika. Dan notasi notasi biner akan dipakai untuk menunjukkan status dari switch dan lampu, dimana 0 untuk de enegized atau unactuated) sedangkan 1 untuk energized atau actutated. Tabel Kebenaran akan dibangun untuk menunjukkan bagaimana sakalar bekerja.


Secara lebih detil dapat digambarkan:

1. Rangkaian NOT






2. Rangkaian OR



3.  Rangkaian AND


4. Rangkaian NOR

  

5. Rangkaian NAND


6. Rangkaian XOR


Sebuah pola yang identik dapat dibentuk dengan cara sebagai berikut : 

    * Kontak Paralel setara dengan sebuah gerbang OR.
    * Kontak Seri setara dengan sebuah gerbang AND.
    * Pada umummnya kontak NC setara dengan sebuah gerbang NOT.


Kita dapat membangun fungsi logika kombinasional dengan mengelompokkan kontak dalam pengaturan seri-paralel. Pada contoh berikut, kita memiliki fungsi OR-eksklusif dibangun dari kombinasi erbang AND, OR, dan NOT:

Terkadang beberapa kontak pada sebuah saklar (atau relay) dirujuk oleh sebuah beberapa label, seperti A1, A2, A3 dst. Maka jika kita melihat sebuah label mewakili beberapa kontak, kita  tahu bahwa kontak-kontak tersebut akan dikerjakan  oleh mekanisme yang sama.
Jika kita ingin membalikkan output, kita harus menggunakan relay dengan kontak normal tertutup. Sebagai contoh :


Jika kita menyebut  sebuah coil relay  CR1 (misal pada rung 1), maka ketika koil CR1 memperoleh energi, maka kontak CR1 (pada rung 2) kedua akan bekerja pula sehingga mematikan lampu lampu seperti pada contoh berikut:


Dari contoh diatas kita dapat menerapkan strategi ini, dimana memberi NOT pada masukan gerbang OR akan menjadi AND dan jika kita memberi NOT pada masukan gerbang AND akan menjadi gerbang OR. Dan jika pada kedua gerbang baru tersbut, pada keluarannya kita beri NOT maka akan terbentuk gerbang NAND dan NOR.

Kesimpulan:
     * Kontak disusun pararel setara dengan gerbang OR.
     * Kontak disusun seri setara dengan gerbang AND.
     * Kontak tertutup (NC) setara  gerbang NOT.
  * Sebuah relay harus digunakan untuk membalikkan output, sementara dengan kontak tertutup (NC) pada masukan sudah dapat mewakilifungsi NOT.